Senin, 03 Juli 2017

Sejarah Kota Depok (3): Wilayah Administrasi Depok Tempo Doeloe; Tanah Partikelir, Penduduk dan Nama-Nama Desa

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Pada era VOC diberi kesempatan untuk pemilikan lahan pribadi yang dikenal sebagai tanah partikelir (landerien). Pada masing-masing tanah partikelir ini terdapat sejumlah kampung yang dihuni oleh penduduk pribumi, Tionghoa dan Eropa/Belanda. Salah satu tanah partikelir yang terpenting di afdeeling Buitenzorg adalah Depok. Hampir seluruh populasi orang-orang Eropa/Belanda berada di Depok.

Statistik Kota Depok tempo doeloe (1861)
Orang-orang Tionghoa tampak lebih tersebar di semua landerien. Populasi orang-orang Tionghoa terbanyak ditemukan di landerien di Pondok Terong/Ratoe Djaja, Pondok Tjina dan Tjinere. Di Landerien Mampang tidak ditemukan orang Tionghoa.

Nama-Nama Tanah Partikelir Tahun 1861

Pada awal pembagian administratif Regentschappen (Kabupaten) Buitenzorg memiliki lima district (kecamatan), yakni: Buitenzorg, Paroeng, Tjibinong, Jassinga dan Tjibaroessa. Pada tahun 1861 Regentschappen (Kabupaten) Buitenzorg terdiri dari 62 tanah partikelir (landerien) dan 1.030 kampong dengan jumlah penduduk pribumi sebanyak 341.083 (lihat Statistiek der Assiten Residentie Buitenzorg, 1861).

Kota Depok yang sekarang merupakan gabungan beberapa landerien dari dua district (kecamatan): dari Distrik Paroeng sebanyak delapan landerien (Роndok Terrong, Ratoe Djaija, Depok, Роndok Тjina, Мampang, Тапа Аgong, Тjinere dan Sawangan dan dari Distrik Tjibinong sebanyak enam landerein (Tjilangkap, Tjibinong West, Tjilodong, Kaoem Pandak, Tjikempoan of Petingie dan Tjimangies).

Nama-Nama Desa Tahun 1930

Wilayah administratif Kota Depok masa ini
Dalam Sensus Penduduk 1930 kampung-kampung yang berasal dari dua distrik dikelompokkan ke dalam satu desa. Dari distrik Tjibinong terbentuk tiga desa (Tapos, Tjilangkap dan Tjilodong) dan dua kemandoran (Kmd Tjimanggis dan Kmd Tjilodong). Sedangkan dari distrik Paroeng dibentuk sebanyak 32 desa, yakni: Bedji, Blimbing, Bodjonggede, Bodjongsari, Doerenseribu, Grogol, Kalisoeren, Kedoengringin, Kemiri Moeka, Koekoesan, Limo, Mampang Ilir, Mampang Oedik, Nangerang, Nangerangsoesoekaii, Paboearan, Pangkalan Djati, Paroengblingbing, Pasir Poetih, Pitara, Ratoe Djaja, Rawadenok, Saroea, Sasak Pandjang, Sawangan, Tadjoerhalang, Tanahbaroe. Tjimanggies, Tjinangka, Tjinere, Tjipajoeng, Tjitajam dan Tjoeroeg (lihat Alphabetisch Register van de Administratieve-(Bestuurs-) en Adatrechtelijk Indeeling van Nederlandsch-Indie. Deel I: Java en Madoera. Door W. F. Schoel. Landsdrukkerij, Batavia, 1931).

Beberapa nama desa ini pada masa kini telah dipisahkan dan masuk ke Kabupaten Bogor, seperti Bojonggede dan Tadjoerhalang. Sementara nama-nama desa (kini kelurahan) di Kota Depok semakin banyk jumlahnya karena adanya pemekaran.

Penduduk Kota Depok Masa Ini

Distribusi penduduk Kota Depok masa ini (Diolah dari SP, 2010)
Sekurang-kurangnya terdapat sebanyak 260 etnik yang bertempat tinggal di Kota Depok. Lima etnik yang terbilang signifikan (persentasenya di atas dua persen) adalah Betawi, Jawa, Sunda, Batak dan Minangkabau.

Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa persentase etnik terbanyak adalah Betawi sebanyak 36.70 persen, kemudian disusul etnik Jawa dengan persentase sebanyak 33.07 persen.  Sementara etnik Sunda di posisi ketiga persentase sebanyak 16.50 persen. Sedangkan dua etnik lainnya yang persentasenya di atas dua persen adalah etnik Batak (2.91 persen) dan etnik Minangkabau (2.66 persen).


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

2 komentar:

  1. salam kenal
    perkenalkan saya ahmad senjaya dari gisailitera.

    dari tulisan bapak saya membaca ada daerah di depok yang dulunya bernama Ratu Jaya. Kira2 daerah itu letaknya dimana ya pada saat ini?

    BalasHapus
  2. Lokasi Ratu Jaya (kini kelurahan Ratu Jaya) di jalan raya Citayam ruas antara jembatan dengan pertemuan jalan raya dengan rel kereta api. Secara geografis Ratu Jaya di sekitar Dipo Kereta Api. Semoga keterangan ini dapat membantu. Terimakasih.

    BalasHapus