Rabu, 13 Desember 2017

Sejarah Kota Surabaya (19): Nama-Nama Kampung Tempo Dulu di Surabaya; Dua Kampung Pertama, Soerabaya dan Ampel

*Semua artikel Sejarah Kota Surabaya dalam blog ini Klik Disini.


Kota Surabaya yang sekarang bukanlah area kosong di masa lampau. Di kedua sisi sungai Soerabaya sudah bermukim penduduk sejak lampau. Namun sejak kapan pemukiman-pemukiman penduduk di dua sisi sungai tidak diketahui secara pasti. Satu-satunya data dalam bentuk peta yang berhasil ditelusuri adalah peta yang dibuat pada tahun 1695. Peta tersebut sangat jelas yang disertai dengan keterangan yang terperinci. Ada tiga lokasi pemukiman yang pemukiman yang satu sama lain terpisah.

Kampung Soerabaja, 1695
Tiga pemukiman ini yang pertama dan tampak lebih besar (luas dan padat) adalah Kampung Soerabaya yang berada di sisi barat soengai Soerabaya (kini Kali Mas) dan kampung yang kedua adalah Kampung Ampel yang berada di sisi barat sungai Ampel (kini Kali Pegirikan). Sedangkan pemukinan ketiga yang berada di seberang Kampung Soerbaja (sisi timur sungai Soerbaya) tidak ada keterangan. Namun perkampungan ini diduga adalah perkampungan orang-orang Tionghoa (kini pecinan).

Bagaimana tiga lokasi pemukiman (perkampungan) ini berkembang menjadi Kota Surabaya yang sekarang membutuhkan waktu sekitar tiga abad. Untuk memutar jarum jam kembali ke masa lampau (ke origin kota) kita perlu menelusuri data dan informasi tertulis (teks) dan terlukis (sketsa/peta) yang valid. No document, no history. Artikel ini hanya membatasi dan memulai dari data yang tertulis dan terdokumentasi (yang dapat diakses pada masa ini). Mari kita sarikan.

Kampung Soerabaja dan Kampung Ampel: Trunojoyo Membuka Mata Melihat Masa Lampau

Sejauh yang dapat ditelusuri, Peta 1695 adalah sumber terawal tentang situasi dan kondisi di Soerabaya. Terdapat tiga pemukiman (kampong): Soerabaja, Ampel dan Tionghoa. Situs pertama adalah pelabuhan di sisi barat sungai Soerabaya dan agak ke hulu pasar. Situs ketiga adalah rumah besar (Paseban) yang letaknya tidak jauh dari pelabuhan. Paseban ini kelak dikenal sebagai rumah Bupati Soerabaya yang berlokasi di sisi Regentstraat (kini Jalan Kebon Rojo). Di belakang Paseban Bupati terdapat Paseban Trunojoyo.

Paseban (Kraton) Soerabaja, 1695
Trunojoyo adalah pemicu munculnya sumber data. Ini bermula ketika Trunojoyo menyerang Mataram. Lalu kemudian Amangkurat II bekerjasama dengan VOC di Benteng Tagal untuk mengalahkan Trunojoyo yang berhomebase di Soerabaja. Situasi dan kondisi Soerabaya setelah penaklukan dilukiskan oleh VOC dalam bentuk peta (Peta 1695).Keterangan peta: 7=Pelabuhan; 8-Paseban (rumah Regent.Bupati); 17=Rumah baru Trunojoyo[ 19-Pasar. Catatan: Kampung Surabaya pada awal koloni VOC/Belanda (Peta 1695) sudah terkesan sebuah kota (town).

Dalam peta 1695 ini sejumlah sistus penting yang berkaitan dengan Tronojoyo dipetakan. Situs pertama adalah gudang (pusat) senjata di sisi timur soengai Soerabaya (di hilir perkampungan yang diduga Tionghoa) dan di sisi barat soengai Soerabaja. Lalu situs yang disebut barak tenaga kerja (pasukan) yang berlokasi di hilir gudang senjata (pada sisi barat sungai Pegrikan) yang masuk wilayah Kampung Ampel.

Situs Belanda sendiri berada di hilir dekat moeara Soengai Soerabaja sebagai pusat persenjataan, dan satu lagi pusat persenjataan letaknya ke arah hulu berada di dekat pusat persenjataan Trunojoyo. Homebase Adminral Cornelis Speelman berada di hilir sungai Pegirikan. Rumah Speelman di sisi timur Soengai Soerabaja (dekat pasukan). Satu lagi dan mungkin yang terpenting adalah pusat angkatan laut yang berada di arah pantai selatan. Dari pusat di pantai terdapat jalur darat (infantri) menuju Ampel dan Soerabaja dan jalur menuju ke arah selatan. Pusat angkatan laut ini diduga sebuah benteng terawal (posisi benteng ini kira-kira berada pada pososi yang diduga pada masa ini sebagai Benteng Kedung Cowek. Gudang mesiu ini pernah disinggung oleh MO Parlindungan dalam bukunya Tuanku Rao (terbit 1964). MO Parlindungan adalah sarjana kimia lulusan (1943) Teknik Kimia di Delf/Zurich yang berjuang di Surabaya dan Jawa Timur dengan pangkat Overste (Luitenan Colonel) ketika perang kemerdekaan (1945-1949). Overste Ir. AFP Siregar alias Mangaradja Onggang Parlindungan adalah satu-satunya orang Indonesia ahli bom yang pada tahun 1950 diangkat menjadi Kepala Pabrik Sendjata dan Mesiu PSM) di Bandoeng (kini disebut PINDAD).

Dari Peta 1695 terindikasi tiga perkampungan, dua sebagai perkampungan penduduk asli: Soerabaja dan Ampel. Peta ini juga menjelaskan situasi dan kondisi terawal di Soerabaja dan sekitar tentang Kraton (Paseban), pasar, pelabuhan. Disamping itu menjelaskan posisi dimana VOC/Belanda berada. Dengan demikian, dua kampung pertama di Soerabaya adalah Soerbaja dan Ampel.

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar